The “BAJAK” adalah singkatan dari
Bandung Jakarta, berdiri sejak tahun 1985 - Pionir group band ini dominan
berasal dari 2 kota tersebut seperti: Sutip Cucu Zarkoni, Dede Brong, Ahmad Haedar,
Eli Ileuy Rahman, Budi Kutu Loncat serta ditambah anak-anak Tasikmalaya yaitu
Agus Ateng, Anwar Jarot, Dadang Gema, Ajat Cokrom, Nandang Redoy, dll.
Jenre musik yang dibawakan adalah
Rock n’ Roll copy dari The Beatles,
Rolling Stones, CCR, Deep Purple, Dll. Ada yang unik karna beberapa personil
juga memiliki keahlian memainkan alat perkusi syariah namanya Tagoni atau Band
Cabok seperti Jarot, Dadang dan Utip, mereka seperti George Harison yang dapat
memainkan sitar gitar dari India.
Saat itu kita sangat melawan
mainstream pesantren yang mengharamkan band, namun kita tetap istiqomah dibawah
asuhan Kang Yadi dari Borolong terus berlatih secara diam-diam dan melakukan
performa saat Parade Band sePriangan Timur di Gelora Dadaha atau paling tidak
menjadi panggilan saat hajatan pernikahan dan sunatan di kampung-kampung.
Pernah suatu hari kami konser
gabungan di daerah Cilampung Hilir atas undangan pemuda setempat saat
Agustusan, chaospun terjadi karna persaingan dengan beberapa penggemar dangdut.
Dangdut hingga saat ini pun kita ketahui “Is The Music of My Country”, saat itu
ditampikan di awal acara dengan musik mendayu-dayu membuat penonton bagian
depan mengekspesikannya dengan bergoyang nikmat mendalam. Tibalah giliran kami
di tengah waktu acara kena giliran mengumandangkan lagu hard beat rock and roll
yang membuat penggemar dadakan kami berjingkrak ke kanan dan ke kiri hingga
bersinggungan dengan penggemar dangdut. Perkelahian pun terjadi hingga naik ke
atas panggung walau akhirnya berakhir damai, sebuah kenangan yang tak
terlupakan.
Dulu kami sangat terkenal walau belum sempat rekaman, penampilan kami sangat western bercelana ketat, rambut panjang jarang disisir, sepatu kulit tinggi hitam. Wesel untuk biaya hidup dan sekolah yang dikirimkan orangtua sering habis di minggu pertama karna membiayai latihan di Badak Paeh, Singaparna, Cieunteung dan Studio Spinx Tasikmalaya. Bahkan kadang kami sering berhutang karna perjuangan berlatih untuk menjadi musikus sejati, dampaknya hasil pelajaran sekolah kami sering sama di bawah rata-rata.
Sebagai Vokalis dan Rhythm Gitaris
saat itu saya merasakan seperti Personel Band Ungu di zamannya, Hanya saja saya
tak pernah mencoba berkarir untuk menjadi Wakil Walikota seperti Pasha...
Salam Pesantren dan Rock n’ Roll…
A Tribute for The Bajak
Band Cipasung 1987
Yang Tak Pernah Menelurkan Album
No comments:
Post a Comment