ANGIN EUPHORIA Pemilu 2014
Indonesia sangat kencang sekali berhembus saat ini, Tinggal beberapa minggu
lagi kita akan merayakan Pesta Besar Demokrasi Bangsa ini, Bangsa yang
penduduknya majemuk dan termasuk penduduk paling padat di DUNIA. Bagi sebagian
besar rakyat Indonesia, Pemilihan Umum Nasional yang akan diselenggarakan
serempak pada tanggal 9 April 2014 adalah paling mutakhir, untuk memilih Calon
Anggota Legislatif sudah berulangkali terjadi sebelumnya secara regular dan
diselenggaran sejak berdirinya Republik nan Indah ini - Republik yang mempunyai
sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia yang banyak diminati Negara-negara di
dunia.
HANYA saja pemahaman politik belum menciptakan transformasi yang seimbang baik antara Partai atau Wakil Rakyatnya dengan Rakyat atau si Pemilih, begitu juga sebaliknya. Partai begitu gencar menjanjikan angan-angan untuk kesejahteraan Rakyat yang dibingkai dalam orasi-orasi kampanye partai, namun yang terjadi banyak semua itu menjadi janji-janji semu yang tak terbayar saat Aleg dan para Senator itu terpilih, kasihan nasib rakyat – Secara tidak langsung dieksploitasi untuk kepentingan cita-cita sang wakil rakyat berdasi yang duduk di gedung DPR/DPRD dan lupa dengan janji-janjinya. Maka kembali lagi si RAKYAT hidup normal dalam kesengsaraan, berbelanja kehidupan yang mahal tak terjangkau untuk : Kesehatan, Pendidikan, Bahan Pokok dan apalagi Kesejahteraan.
HANYA saja pemahaman politik belum menciptakan transformasi yang seimbang baik antara Partai atau Wakil Rakyatnya dengan Rakyat atau si Pemilih, begitu juga sebaliknya. Partai begitu gencar menjanjikan angan-angan untuk kesejahteraan Rakyat yang dibingkai dalam orasi-orasi kampanye partai, namun yang terjadi banyak semua itu menjadi janji-janji semu yang tak terbayar saat Aleg dan para Senator itu terpilih, kasihan nasib rakyat – Secara tidak langsung dieksploitasi untuk kepentingan cita-cita sang wakil rakyat berdasi yang duduk di gedung DPR/DPRD dan lupa dengan janji-janjinya. Maka kembali lagi si RAKYAT hidup normal dalam kesengsaraan, berbelanja kehidupan yang mahal tak terjangkau untuk : Kesehatan, Pendidikan, Bahan Pokok dan apalagi Kesejahteraan.
BOLA PANAS Politik yang melambung
pada kehidupan rakyat adalah menjadikan sebagian rakyat sudah tidak perduli
lagi pada pemilu dengan partai dan wakil rakyatnya, hembusan Komunitas Partai
tak berkantor bernama GOLPUTpun menjadi wadah menarik yang tak beresiko.
Provokasi untuk bersikap skeptis, apriori dan memilih golput santer beredar
melalui media sosial, gadget dan alat komunikasi cepat yang ada saat ini.
Entah… Apakah akan jadi manfaat atau madharat…?. Dalam bahasa Latin ada
istilah, “PARS PRO TOTO” yang artinya “Sebagian Yang Mencerminkan Keseluruhan”
– Mungkin itulah yang dipahami semua, Gara-gara beberapa orang korupsi,
Partainya langsung dipandang berwarna hitam dan tak ada lagi harapan rakyat mencari partai
yang dipercaya – Baik yang berbasis Nasionalis, Sekuler maupun Agama. Ditambah
lagi kurangnya pengenalan ke bawah tentang siapa sesungguhnya calon anggota
dewan yang akan mereka pilih, berinteraksi dan sama-sama memikirkan perbaikan masalah
yang selama ini membebani rakyat di wilayahnya.
PARADOKS memang, Saat Negara
menyediakan dana trilyunan untuk belajar pendidikan memilih pemimpin yang
amanah dan baik namun disikapi dengan pesimistik. Maka gerakan anti golputpun
menjadi penyeimbang untuk rakyat yang masih mengharapkan secercah cahaya di
kegelapan, Mengajak rakyat untuk terus berASA merubah negeri ini lebih baik ke
depannya. Lewat “YUK JANGAN GOLPUT…”.
TIDAK FAIR memang, Saat rakyat
diprovokasi untuk tidak GOLPUT sementara Partai dan Wakil Rakyatnya terus
menerus menahun tidak ISTIQOMAH memegang amanah. Sehingga sulit sekali saat ini
mencari partai yang tidak korupsi. Utamanya jatah pendidikan dan kesehatan
rakyat jadi berkurang karna disedot oleh koruptor yang ada di hulu hingga hilir,
bahkan KPK menggolongkan Korupsi sebagai Kejahatan
Kemanusiaan – Seperti membunuh atau lainnya yang mematikan manusia.
SAYA pun sama merasakan situasi
itu sebagai rakyat, menjadi berperasaan yang disorientasi, “Ikut mencoblos atau
Golput saja?. Jika Golput menang maka konstituen di DPR akan berkurang… dan
Pemilu batal, Negara akan mengeluarkan biaya lagi untuk mengulang atau DPR
nanti akan dikuasai oleh orang yang tidak amanah?”. Haduuhhh binguuung… “Ah pasti masih ada banyak
orang-orang yang semangat dan amanah menjadi anggota legislatif untuk kepentingan
rakyat…!”. – Ya yang terakhir menjadi pencerahan buat saya pilih, minimal
memberikan contoh yang baik buat
keluarga saya yang wajib mencintai Indonesia. Hitung-hitungan kecilnya
adalah: Kami belum memberikan apa-apa
buat Negara ini tapi Negara tetap memperhatikan kami walau belum sempurna…
BERAWAL dari pertemuan dengan
mantan Guru Olahraga di SMPN 42 Jakarta, Pak ADI DASMIN. Kami sengaja janjian
di daerah asal tempat kami dulu berperan sebagai Guru dan Murid, di PADEMANGAN
– Dulu sekali, Tahun 1981 hingga 1984. Ia bercerita saat ini umurnya sudah 60
tahunan dan sudah pensiun belajar mengajarnya, Begitu juga Istrinya yang juga
mantan Guru Ekonomi saat saya menuntut ilmu di SMP yang sama. Ujung pertemuan
ramah tamah kami, beliau menceritakan maksudnya ikut berpartisipasi menjadi
Calon Anggota Dewan (DPRD Jakarta) di salah satu Partai peserta Pemilu 2014
adalah ingin memberikan kontribusi kebaikan pada rakyat. “Anak-anak saya semua sudah
mapan dan menikah, Saya dan Istripun sudah memiliki investasi dan pensiun yang
sangat cukup untuk kami berdua. Saya prihatin melihat banyak anak-anak yang
masih tidak bersekolah di kawasan Utara Jakarta”. Begitu kata beliau yang satu
saat jika niatnya terkabul akan mengurusi masalah Pendidikan dan Sosial
Kemasyarakatan.
“IBADAH dan Pengabdian melalui
pekerjaan sudah saya lewati beserta Istri hampir 43 tahun lamanya, Maka saya
ingin mengisi sisa umur saya terus dengan kebaikan yang Allah SWT sebarkan di
hadapan kita berupa hubungan yang baik sesama manusia. Saya ingin bermanfaat,
seperti pesan Rasulullah, “Manusia yang baik adalah yang bermanfaat untuk
manusia lainnya”. Memperbaiki lingkungan sosial serta pendidikannya bisa kita
lakukan sendiri dan saya yakin dengan partai yang mengusung saya akan lebih
besar lagi pencapaian kebaikannya karna dilakukan bersama rakyat, Saya akan
yakinkan kepada semua pemilih saya dan rakyat semua bahwa saya bisa berbuat
baik untuk negeri ini dengan tidak korupsi dan membohongi rakyat”. Hidup jangan
frustasi, agar jiwa ini bahagia dan bermanfaat buat alam…
BEGITUlah, Pertemuan saya dengan
Drs.H.Adi Dasmin, Mantan guru SMPN 42 Pademangan Jakarta, yang masih optimis
bercita-cita untuk memajukan Negara melalui PENDIDIKAN, mempunyai cita-cita luhur pada bangsa ini.
Tanpa sungkan beliau memohon doa dan dukungan untuk kesuksesan beliau agar
terpilih menjadi Anggota Dewan dan tanpa janji apapun kecuali memperbaiki dunia
pendidikan yang selama ini menjadi niatnya. Saya putuskan, buat saya tak ada
salahnya untuk mendukung orang yang berniat baik apalagi mantan guru saya seperti
pak Adi Dasmin. Semoga pak Adi diberikan kesehatan untuk menjalankan amanah
rakyat 5 tahun ke depan jika terpilih nanti, Insya Allah kita akan terus
mendukung dan berdoa selalu agar terkabul cita-citanya mendidik rakyat yang
tidak mampu. Amiin.
Penulis, Dede Syaefudin adalah
Alumni SMPN 42, Jakarta 1984.
No comments:
Post a Comment