Tuesday, October 5, 2010

Bedil Lodong

DHUUUAAAARR....! Suara sebesar dentuman meriam menyeruak tiba-tiba di dalam mimpi pagiku hingga aku tersadar dan bangun, mengganggu memang...! karna aku baru tiba sebelum subuh setelah perjalanan malam dari Jakarta. Aku sudah tahu bahwa itu suara BEDIL, begitu orang-orang kampung halamanku Lembur Sukasari, Singaparna, Tasikmalaya menyebutnya namun di sebagian daerah di Indonesia menyebutnya Meriam Karbit. Terbuat dari Bambu (Lodong) yang terkecil dan terbesar dari batang pohon Aren atau Atap yang disana disebut Kawung. Mainan orang-orang kampung kami, Umumnya di Jawa Barat saat Ramadhan dan Idul Fitri, khususnya saat menunggu waktu Maghrib atau Ngabuburit dalam bahasa sunda pada saat bulan puasa.

Bedil tersebut bentuknya panjang 4 hingga 6 meter berdiameter 50-70cm dan di dalamnya sudah dilubangi sebagai jalan udara tempat keluarnya reaksi atas campuran Air dan Karbit (CaC2) setelah disulut Api dari lubang penyulutnya, Hasilnya ledakan yang sangat keras bunyinya dan kobaran api di salah satu ujung batang bedil. Suara ledakan yang di hasilkannya bisa terdengar sampai dengan 4-5 kilometer apalagi di sekitar kampung kami semuanya hamparan sawah hanya rumah merupakan bagian yang tertinggi untuk menahan resonansi. Tak jarang suaranya menimbulkan gema yang berulang dan mampu menggoyangkan bangunan di sekitarnya. Pada beberapa kasus, pernah terjadi pecah pada komponen rumah, Kondisi ini terjadi jika jarak antara bedil dengan rumah terlalu dekat.


Secara teoritis, ledakan yang di timbulkan bedil dikarenakan adanya konsentrasi gas di tempat yang sempit. Gas yang di hasilkan karbit memiliki sifat mudah terbakar. Akumulasi gas dalam jumlah besar dapat diperoleh dalam waktu relativ singkat melalui pencampuran air dengan karbit. Karbit memiliki rumus kimia CaC2. CO2 yang terkandung dalam karbit dapat terlepas jika karbit terkena air. Jika gas CO2 berkumpul dan terakumulasi dalam ruang sempit, maka gas akan mudah terbakar jika terkena api.


Ini menjadi sebuah Pesona Budaya yang menarik yang harus dipertahankan, karena langka serta mempunyai tantangan dan sensasi yang luar biasa bagi yang berani menyulutnya. Jantung dan Adrenaline... Terpacu. Keberanian anak-anak kecil usia SD di kampung kami menjadi kebanggaan yang melengkapi cerita yang aku peroleh dari mudik lebaran tahun ini.

Memang bukan cerita inspiratif...


Taqabalallahu Minna Wa Minkum... Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431H.

Dede Syaefudin, Sukasari, Rancapaku, Tasikmalaya, 6 Syawal 1431H.

Lihat Videonya di http://www.youtube.com/watch?v=k6950MOpcko

No comments:

Post a Comment