Thursday, November 5, 2015

DI ATAS BAITULLAH ADA BAITUL MA'MUR


SAAT aku menatap langit Masjidil Harom, tepat di atas area Thowaf, baru kusadari bahwa ternyata tidak ada bintang. Rasa penasaran itu terbawa sampai pulang ke rumah karna saat ku melihatnya adalah hari-hari terakhir jelang ke Madinah, karna memang hanya sekali memandang dan terbawa penasarannya hingga kini. Saya coba mencari ilham lewat Google, sebuah Search Engine… Allahu Akbar… ternyata di lapisan langit ke tujuh itu ada wahana yang di sebut Baitul Makmur (QS.52:4-6), di mana posisi Baitul Makmur itu tegak lurus sejajar dengan Kabah dan 70.000 Malaikat berthowaf. (Ibnu Katsir).

"Dari Ibnu Abbas: Ia adalah rumah yang di sekitar 'Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat. 70.000 malaikat sholat di situ setiap hari kemudian mereka tidak akan kembali. Demikian juga pendapat Ikrimah, Mujahid dan banyak para Salaf".  Berarti bintang-bintang itu tak nampak karna terhalang para Malaikat yang sedang thowaf....?, Wallahu A’lam.

Bismillah… Tak terasa sudah hampir setengah bulan kepulangan kami ke tanah air dari beribadah haji tahun ini, Alhamdulillah membawa lelah yang nikmat serta terpenting kepuasan dalam beribadah fisik selama hampir 40 hari di dua kota Haramain, semoga ibadahnya hajjan mabruron wa dzanban maghfuron. Masih kadang  terbawa suasana aktifitas di kota suci yang terbayang di pelupuk mata, dari berjalan kaki Mina Jamarat yang belasan kilometer yang banyak menguras tenaga, Wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, Nikmat beribadah yang tiada tara, Puas menangis dan seolah banyak beban terlepas, terasa Allah begitu lebih dekat dibandingkan dekapan istri tercinta. 

Sengaja kata-kata sederhana ini saya rangkai untuk mengapresiasi seluruh teman-teman Johar 37 yang begitu kompak dan sebagai bentuk rasa syukur yang saya tuangkan dalam tulisan ini atas kelancaran ibadah kita semua dan selamat sampai tanah air.  Kesempatan diberi waktu serta kemampuan bersama istri tercinta beserta seluruh Rombongan Angkatan ke-37 PW Persis Jakarta atau Johar 37 untuk bersama-sama mensujudi 2 mesjid harom di kota Mekkah dan Madinah serta situs ibadah Armina dan beberapa tempat ziarah yang kami kunjungi.

Suasana kekeluargaan yang begitu guyub menjadikan sebuah energi yang kuat luar biasa mendidik mental kita untuk saling berbaik hati, berhati-hati, bersabar, sopan, saling membantu, menjadikan kenangan yang wajib tidak boleh dilupakan dan kita tingkatkan pada pengamalannya di luar kota Haramain. Saya bahagia saat di Mekkah dan Madinah walau tidak maksimal bisa membantu Ketua Rombongan, Ketua Regu, Teman sekamar, Teman serombongan dan mencucikan baju untuk istri tercinta yang jarang sekali dilakukan sebelum berhaji, bahkan saya bisa presentasi dalam kamar hotel tentang Gerakan www.sedekahrombongan.com yang saya bawa. Semoga ini semua bagai manifestasi kecil mirip dengan keluarga Ibrahim yang saling berbuat baik, menyayangi dan melindungi karna Allah, Amiin.

Saya bersyukur karna ini mimpi yang menjadi nyata, dapat melakukan ibadah ritual yang paripurna ini karna mendapat bimbingan dari sebuah KBIH yang bertanggungjawab secara lahir dan bathin. Dengan misi menyelamatkan ketauhidan dengan tatacara Rasulullah. Ibadah haji mungkin sesuatu yang biasa jika dilaksanakannya hanya mengandalkan fisik dan kemampuan finansial, namun yang kita rasakan dengan persiapan latihan manasik yang intensif, kesiapan mental dan sesuai tuntunan akhirnya menjadi suatu yang penting luar biasa dan ilmu yang sangat mahal harganya bagi keikhlasan ibadah.

Sebagaimana berita yang kita dapatkan dari tanah air, Haji tahun ini penuh dengan tantangan. Cuaca panas yang menghujam bumi Arafah, musibah saling beruntun, menelan korban hingga ratusan jamaah dari dalam dan luar negeri. Namun kita tidak dapat berbuat banyak kecuali melanjutkan ibadah, mengikuti peraturan dan arahan dari para pembimbing dan mendoakan para syuhada-syuhada yang meninggal dalam berhaji serta bersyukur kita terselamatkan. Islam dengan ibadah hajinya membuat gempar seluruh isi bumi, tak kan pernah ada manusia berkumpul dalam jumlah yang berjuta-juta dalam satu tempat dan waktu yang bersamaan. Bahkan mungkin jika dilhat dari bulan akan terhampar formasi warna putih yang mendominasi bumi sebagai replika Padang Mahsyar.

Begitu banyak keadaan yang baru kita jumpai baik saat di Mekkah dan juga di Madinah, sebelumnya memang telah diinformasikan saat pelatihan manasik haji beberapa bulan lamanya. Yang terpenting dalam beribadah haji terjaga akidah dan adab-adabnya selain bagaimana kita harus bersikap baik, berkomunikasi, saling membantu dan itulah implementasi yang sesungguhnya selain kewajiban kita pada Fardhu Haji serta untuk tidak Rafats, Fasik dan Jiddal (QS.2:197), karna janji Allah jika kita taqwa melaksanakannya maka jaminannya adalah dihapusnya dosa-dosa kita. Mekkah adalah kota suci yang terjaga dan daerah terlarang untuk berperang, berprilaku dzolim, membunuh binatang yang bukan peliharaan dan berbuat dosa lainnya, bercermin dari kisah awal pendirian Kabah dan setelah wafatnya nabi Ibrahim dan Ismail AS beberapa Kabilah bergantian berkuasa sebagai pemegang kunci Kabah dan diantaranya ada yang memiliki niat yang buruk atas pengelolaannya maka langsung dibayar kontan siksaannya oleh Allah (QS.22:25).

Seperti yang kita mengerti bahwa Haji adalah puncak peribadatan para kaum muslimin, pelengkap kesempurnaan Rukun Islam. Sebuah perintah napak tilas agung Nabi Ibrahim AS serta istri dan anaknya dalam perjuangan mempertahankan ketauhidan pada Allah (QS.22:27). Kita tidak tahu sudah berapa juta bahkan milyar umat islam selama hampir 15 abad melakukan kunjungan ke tanah suci, melakukan thowaf mengelilingi Kabah, membuat suatu energi magnetik yang searah dalam kebaikan bersama memuji Ilahi. Dan ritual haji ini yang pada awalnya Ibrahim AS sebagai trend-setternya,  seorang manusia yang mulia yang lulus dari ujian untuk mengESAkan Allah - Paska Ibrahim dan Ismail wafat, Thowaf sudah bercampur kemusyrikan – beberapa Kabilah hingga berperang memperebutkan posisi juru kunci, hingga yang terakhir keturunan Ismail dari Kabilah Quraisy yang dipimpin oleh Qussay dan Abdul Muthalib menjadi pemegang terakhir yang juga merupakan Klan Rasulullah. Namun Kabah tetap disandingkan dengan berhala yang juga sama-sama ikut dithowafi oleh para penganut Paganisme, hingga Allah memerintahkan Muhammad untuk memurnikannya lagi dan menyempurnakan peribadahan haji ini dengan rangkaian peran Siti Hajar, Ismail AS dan Muhammad SAW. Maka wajarlah Allah memberikan kedudukan istimewa pada mereka dimana kita semua yang menyembah Allah tak pernah berhenti dalam setiap tahiyat sholat kita sholawat untuk kedua manusia istimewa tersebut beserta keluarganya. 

Dari riwayat yang saya baca tentang SEJARAH KABAH DAN HAJI, Lebih 4.000 tahun yang lalu Kabah didirikan oleh Ibrahim beserta anaknya, Ismail. Atas perintah Allah agar bersatu menjadikan Kabah sebagai poros Tauhid untuk dikunjungi umat manusia dari seluruh penjuru dunia, sebuah Rumah Allah yang menjadi patokan arah sujud Islam (QS.5:97). Berawal dari Siti Hajar, Istri kedua Ibrahim, Ibundanya Nabi Ismail AS… Seorang gadis mantan dayang-dayang Firaun yang diberikan untuk membantu Sarah istri pertama Ibrahim, hingga keduanya dinikahi dan kemudian suami mereka memisahkan tempat bermukim keduanya, Sarah di Palestina dan Hajar di Mekkah atau Bakkah waktu itu. Siti Hajar ditinggalkan bersama bayi Ismail di belantara padang pasir yang panas dan tidak memungkinkan manusia dapat bertahan hidup. Namun karna ketaqwaan mereka maka Allah melindungi Siti Hajar dan Ismail kecil sebagai 2 orang insan pertama yang tinggal di Mekkah, hingga Allah jadikan lembah sempit yang dikelilingi pegunungan batu dan dulunya gersang kini memiliki sumber air suci Zamzam yang tak pernah habis dan terus melimpah, menjadikan kota yang kini banyak dikunjungi orang yang beriman dan kota yang dimakmurkan. 

Demikian beberapa paragrap yang saya ringkas dari riwayat dua kota suci dan sejarah ibadah haji yang membuat saya merasa yakin atas ketauhidan yang mengikhlaskan saya untuk niat berangkat bersama Istri, Paman serta saudara-saudara Johar 37 pada musim haji tahun 2015 ini yang sudah kita lakukan. Sangat banyak yang perlu ditulis tentang pengalaman berhaji yang kita alami karna mungkin tidak akan cukup dirangkum dalam beberapa helai halaman, beberapa kejadian yang membuat kita menyebut kebesaran Allah, yang membuat kita rindu untuk kembali. Hanya wajib bersyukur yang harus kita lakukan, kelancaran prosesi ibadah yang kita dapatkan, keselamatan yang kita peroleh, dapat kembali berkumpul bersama keluarga. Bisa bercerita tentang poros bumi yang banyak diagungkan umat, tentang suatu situs yang tak terhalang untuk doa yang diijabah. Pestapora doa kita sampaikan pada Allah: Doa pertobatan, doa untuk orangtua, untuk anak-anak kita, saudara, teman-teman, doa-doa titipan, doaku hingga para pasien #SedekahRombongan agar disembuhkan yang saat ini saya sedang berkhidmat untuk mereka, serta para Kurirnya agar diberikan kesehatan dan kesejahteraan pun tidak lupa untuk doa titipan agar mendapatkan jodoh yang diinginkan.

Semoga buah tangan keimanan ibadah berhaji yang sudah kita bawa tertancap di hati, menjadikan Persaudaraan kita semakin hakiki, menjadikan kebaikan dalam keluarga, masyarakat, yang membuat nyata Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, sebagai investasi bekal di Yaumil Akhir nanti. Terima kasih kepada PW Persis Jakarta yang telah menyelamatkan akidah kami dalam berhaji, kepada semua para pembimbing baik yang di Indonesia maupun di Saudi Arabia. Semoga tulisan ini sebagai pelengkap doa untuk semua yang telah ikhlas bersama-sama mengantarkan kami ke proses ibadah yang sesuai dalam Sunnah Rasulullah.


Billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullah…

Kang Eded | Crew Jemput Nasi Jamaah Johar 37