SAAT aku menatap langit Masjidil
Harom, tepat di atas area Thowaf, baru kusadari bahwa ternyata tidak ada
bintang. Rasa penasaran itu terbawa sampai pulang ke rumah karna saat ku
melihatnya adalah hari-hari terakhir jelang ke Madinah, karna memang hanya
sekali memandang dan terbawa penasarannya hingga kini. Saya coba mencari ilham
lewat Google, sebuah Search Engine… Allahu Akbar… ternyata di
lapisan langit ke tujuh itu ada wahana yang di sebut Baitul Makmur (QS.52:4-6),
di mana posisi Baitul Makmur itu tegak lurus sejajar dengan Kabah dan 70.000
Malaikat berthowaf. (Ibnu Katsir).
"Dari Ibnu Abbas: Ia adalah rumah yang di sekitar 'Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat. 70.000 malaikat sholat di situ setiap hari kemudian mereka tidak akan kembali. Demikian juga pendapat Ikrimah, Mujahid dan banyak para Salaf". Berarti bintang-bintang itu tak nampak karna terhalang para Malaikat yang sedang thowaf....?, Wallahu A’lam.
"Dari Ibnu Abbas: Ia adalah rumah yang di sekitar 'Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat. 70.000 malaikat sholat di situ setiap hari kemudian mereka tidak akan kembali. Demikian juga pendapat Ikrimah, Mujahid dan banyak para Salaf". Berarti bintang-bintang itu tak nampak karna terhalang para Malaikat yang sedang thowaf....?, Wallahu A’lam.
Bismillah… Tak terasa sudah
hampir setengah bulan kepulangan kami ke tanah air dari beribadah haji tahun
ini, Alhamdulillah membawa lelah yang nikmat serta terpenting kepuasan dalam
beribadah fisik selama hampir 40 hari di dua kota Haramain, semoga ibadahnya hajjan mabruron wa dzanban maghfuron. Masih kadang terbawa
suasana aktifitas di kota suci yang terbayang di pelupuk mata, dari berjalan
kaki Mina Jamarat yang belasan kilometer yang banyak menguras tenaga, Wukuf di
Arafah, bermalam di Muzdalifah, Nikmat beribadah yang tiada tara, Puas menangis
dan seolah banyak beban terlepas, terasa Allah begitu lebih dekat dibandingkan
dekapan istri tercinta.
Sengaja kata-kata sederhana ini saya
rangkai untuk mengapresiasi seluruh teman-teman Johar 37 yang begitu kompak dan
sebagai bentuk rasa syukur yang saya tuangkan dalam tulisan ini atas kelancaran
ibadah kita semua dan selamat sampai tanah air.
Kesempatan diberi waktu serta kemampuan bersama istri tercinta beserta
seluruh Rombongan Angkatan ke-37 PW Persis Jakarta atau Johar 37 untuk
bersama-sama mensujudi 2 mesjid harom di kota Mekkah dan Madinah serta situs ibadah
Armina dan beberapa tempat ziarah yang kami kunjungi.
Suasana kekeluargaan yang begitu
guyub menjadikan sebuah energi yang kuat luar biasa mendidik mental kita untuk
saling berbaik hati, berhati-hati, bersabar, sopan, saling membantu, menjadikan
kenangan yang wajib tidak boleh dilupakan dan kita tingkatkan pada
pengamalannya di luar kota Haramain. Saya bahagia saat di Mekkah dan Madinah walau
tidak maksimal bisa membantu Ketua Rombongan, Ketua Regu, Teman sekamar, Teman
serombongan dan mencucikan baju untuk istri tercinta yang jarang sekali
dilakukan sebelum berhaji, bahkan saya bisa presentasi dalam kamar hotel
tentang Gerakan www.sedekahrombongan.com yang saya bawa. Semoga ini semua bagai
manifestasi kecil mirip dengan keluarga Ibrahim yang saling berbuat baik, menyayangi
dan melindungi karna Allah, Amiin.
Saya bersyukur karna ini mimpi
yang menjadi nyata, dapat melakukan ibadah ritual yang paripurna ini karna
mendapat bimbingan dari sebuah KBIH yang bertanggungjawab secara lahir dan
bathin. Dengan misi menyelamatkan ketauhidan dengan tatacara Rasulullah. Ibadah
haji mungkin sesuatu yang biasa jika dilaksanakannya hanya mengandalkan fisik
dan kemampuan finansial, namun yang kita rasakan dengan persiapan latihan
manasik yang intensif, kesiapan mental dan sesuai tuntunan akhirnya menjadi
suatu yang penting luar biasa dan ilmu yang sangat mahal harganya bagi
keikhlasan ibadah.
Sebagaimana berita yang kita
dapatkan dari tanah air, Haji tahun ini penuh dengan tantangan. Cuaca panas
yang menghujam bumi Arafah, musibah saling beruntun, menelan korban hingga
ratusan jamaah dari dalam dan luar negeri. Namun kita tidak dapat berbuat
banyak kecuali melanjutkan ibadah, mengikuti peraturan dan arahan dari para
pembimbing dan mendoakan para syuhada-syuhada yang meninggal dalam berhaji
serta bersyukur kita terselamatkan. Islam dengan ibadah hajinya membuat gempar
seluruh isi bumi, tak kan pernah ada manusia berkumpul dalam jumlah yang
berjuta-juta dalam satu tempat dan waktu yang bersamaan. Bahkan mungkin jika dilhat
dari bulan akan terhampar formasi warna putih yang mendominasi bumi sebagai
replika Padang Mahsyar.
Begitu banyak keadaan yang baru
kita jumpai baik saat di Mekkah dan juga di Madinah, sebelumnya memang telah
diinformasikan saat pelatihan manasik haji beberapa bulan lamanya. Yang
terpenting dalam beribadah haji terjaga akidah dan adab-adabnya selain
bagaimana kita harus bersikap baik, berkomunikasi, saling membantu dan itulah
implementasi yang sesungguhnya selain kewajiban kita pada Fardhu Haji serta untuk
tidak Rafats, Fasik dan Jiddal (QS.2:197), karna janji Allah jika kita taqwa
melaksanakannya maka jaminannya adalah dihapusnya dosa-dosa kita. Mekkah adalah
kota suci yang terjaga dan daerah terlarang untuk berperang, berprilaku dzolim,
membunuh binatang yang bukan peliharaan dan berbuat dosa lainnya, bercermin
dari kisah awal pendirian Kabah dan setelah wafatnya nabi Ibrahim dan Ismail AS
beberapa Kabilah bergantian berkuasa sebagai pemegang kunci Kabah dan
diantaranya ada yang memiliki niat yang buruk atas pengelolaannya maka langsung
dibayar kontan siksaannya oleh Allah (QS.22:25).
Seperti yang kita mengerti bahwa Haji
adalah puncak peribadatan para kaum muslimin, pelengkap kesempurnaan Rukun
Islam. Sebuah perintah napak tilas agung Nabi Ibrahim AS serta istri dan
anaknya dalam perjuangan mempertahankan ketauhidan pada Allah (QS.22:27). Kita
tidak tahu sudah berapa juta bahkan milyar umat islam selama hampir 15 abad
melakukan kunjungan ke tanah suci, melakukan thowaf mengelilingi Kabah, membuat
suatu energi magnetik yang searah dalam kebaikan bersama memuji Ilahi. Dan ritual
haji ini yang pada awalnya Ibrahim AS sebagai trend-setternya, seorang manusia yang mulia yang lulus dari
ujian untuk mengESAkan Allah - Paska Ibrahim dan Ismail wafat, Thowaf sudah
bercampur kemusyrikan – beberapa Kabilah hingga berperang memperebutkan posisi
juru kunci, hingga yang terakhir keturunan Ismail dari Kabilah Quraisy yang
dipimpin oleh Qussay dan Abdul Muthalib menjadi pemegang terakhir yang juga
merupakan Klan Rasulullah. Namun Kabah tetap disandingkan dengan berhala yang
juga sama-sama ikut dithowafi oleh para penganut Paganisme, hingga Allah
memerintahkan Muhammad untuk memurnikannya lagi dan menyempurnakan peribadahan
haji ini dengan rangkaian peran Siti Hajar, Ismail AS dan Muhammad SAW. Maka
wajarlah Allah memberikan kedudukan istimewa pada mereka dimana kita semua yang
menyembah Allah tak pernah berhenti dalam setiap tahiyat sholat kita sholawat
untuk kedua manusia istimewa tersebut beserta keluarganya.
Dari riwayat yang saya baca
tentang SEJARAH KABAH DAN HAJI, Lebih 4.000 tahun yang lalu Kabah didirikan
oleh Ibrahim beserta anaknya, Ismail. Atas perintah Allah agar bersatu
menjadikan Kabah sebagai poros Tauhid untuk dikunjungi umat manusia dari
seluruh penjuru dunia, sebuah Rumah Allah yang menjadi patokan arah sujud Islam (QS.5:97).
Berawal dari Siti Hajar, Istri kedua Ibrahim, Ibundanya Nabi Ismail AS… Seorang
gadis mantan dayang-dayang Firaun yang diberikan untuk membantu Sarah istri
pertama Ibrahim, hingga keduanya dinikahi dan kemudian suami mereka memisahkan
tempat bermukim keduanya, Sarah di Palestina dan Hajar di Mekkah atau Bakkah
waktu itu. Siti Hajar ditinggalkan bersama bayi Ismail di belantara padang pasir
yang panas dan tidak memungkinkan manusia dapat bertahan hidup. Namun karna
ketaqwaan mereka maka Allah melindungi Siti Hajar dan Ismail kecil sebagai 2
orang insan pertama yang tinggal di Mekkah, hingga Allah jadikan lembah sempit
yang dikelilingi pegunungan batu dan dulunya gersang kini memiliki sumber air
suci Zamzam yang tak pernah habis dan terus melimpah, menjadikan kota yang kini
banyak dikunjungi orang yang beriman dan kota yang dimakmurkan.
Demikian beberapa paragrap yang
saya ringkas dari riwayat dua kota suci dan sejarah ibadah haji yang membuat
saya merasa yakin atas ketauhidan yang mengikhlaskan saya untuk niat berangkat
bersama Istri, Paman serta saudara-saudara Johar 37 pada musim haji tahun 2015
ini yang sudah kita lakukan. Sangat banyak yang perlu ditulis tentang
pengalaman berhaji yang kita alami karna mungkin tidak akan cukup dirangkum
dalam beberapa helai halaman, beberapa kejadian yang membuat kita menyebut
kebesaran Allah, yang membuat kita rindu untuk kembali. Hanya wajib bersyukur
yang harus kita lakukan, kelancaran prosesi ibadah yang kita dapatkan,
keselamatan yang kita peroleh, dapat kembali berkumpul bersama keluarga. Bisa
bercerita tentang poros bumi yang banyak diagungkan umat, tentang suatu situs
yang tak terhalang untuk doa yang diijabah. Pestapora doa kita sampaikan pada
Allah: Doa pertobatan, doa untuk orangtua, untuk anak-anak kita, saudara, teman-teman, doa-doa
titipan, doaku hingga para pasien #SedekahRombongan agar disembuhkan yang saat ini
saya sedang berkhidmat untuk mereka, serta para Kurirnya agar diberikan
kesehatan dan kesejahteraan pun tidak lupa untuk doa titipan agar mendapatkan jodoh yang diinginkan.
Semoga buah tangan keimanan ibadah berhaji yang sudah kita bawa tertancap di hati, menjadikan Persaudaraan kita semakin hakiki, menjadikan kebaikan dalam keluarga, masyarakat, yang membuat nyata Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, sebagai investasi bekal di Yaumil Akhir nanti. Terima kasih kepada PW Persis Jakarta yang telah menyelamatkan akidah kami dalam berhaji, kepada semua para pembimbing baik yang di Indonesia maupun di Saudi Arabia. Semoga tulisan ini sebagai pelengkap doa untuk semua yang telah ikhlas bersama-sama mengantarkan kami ke proses ibadah yang sesuai dalam Sunnah Rasulullah.
Semoga buah tangan keimanan ibadah berhaji yang sudah kita bawa tertancap di hati, menjadikan Persaudaraan kita semakin hakiki, menjadikan kebaikan dalam keluarga, masyarakat, yang membuat nyata Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, sebagai investasi bekal di Yaumil Akhir nanti. Terima kasih kepada PW Persis Jakarta yang telah menyelamatkan akidah kami dalam berhaji, kepada semua para pembimbing baik yang di Indonesia maupun di Saudi Arabia. Semoga tulisan ini sebagai pelengkap doa untuk semua yang telah ikhlas bersama-sama mengantarkan kami ke proses ibadah yang sesuai dalam Sunnah Rasulullah.
Billahi Taufiq Wal Hidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullah…
Kang Eded | Crew Jemput Nasi
Jamaah Johar 37